welcome to hoshina

welcome to hoshina
pemandangan dari cibodas

Senin, 07 November 2011

Cerpen -Menjaga Persahabatan-

Nih,, aku bingung bikin judulnya..
Jadi, kalo salah dan "enggak nyambung" maap2 aja deh.. Trus tolong komentarin, ya en kalo bisa kasih tau sekalian judul yang tepat.
Ini diambil dari kisah nyata di kehidupan aku,,

MENJAGA PERSAHABATAN

       "Shiaaa...!!!" teriak seseorang memanggil Shia. Shia langsung tersedak kuah bakso dan langsung buru-buru minum. "Eh, maaf, Shia! Kamu tersedak, ya?" tanya seseorang tadi dengan nada bersalah.
       "Donii!!!!" pekik Shia kesal. "Ada apa, sih sampai teriak segala?!" gerutu Shia pada Doni, orang yang tadi berteriak.
       "So...sori... Tapi, itu enggak penting. Mungkin, kamu belum tahu. Pokoknya, kamu harus lihat ini!" ujar Doni sembari mengeluarkan handphone-nya dari saku celananya. Lalu, memberikannya pada Shia. "Lihat, di Facebook lagi gempar! Sobatmu, si Putri lagi marah besar sama Rima," jelas Doni.
       "Lagi-lagi seperti ini..." kilah Shia sambil membaca status Putri yang terlihat cukup -bahkan- kasar, 'Sahabat?? Yakin loe? Loe (R), gue, END!!!'. Status seperti ini sudah pasti ditunjukkan pada Rima. Shia tidak kaget. Karena, dengan pertengkaran ini 'tujuh kali' sudah mereka berdua bertengkar.
       Setelah selesai makan, Shia bergegas ke kelas Rima. 'Pasti permasalahannya tidak jauh-jauh dari yang kemarin,' kata Shia dalam hati.
       "Ini bermula dari statusnya si Dika," ucap Rima mengawali cerita. 'Benar, kan? Tidak jauh dari masalah kemarin,' cibir Shia dalam hati.
       "Kemarin, aku membantu Dika yang kerepotan membawa barang. Malamnya, si Dika tulis status yang intinya mengucapkan rasa terimakasih padaku. Putri cemburu. Lalu, begini, deh. Bayangkan, sangat sepele, kan? Masa` yang seperti itu saja marah?! Aku tak habis pikir!"
       "HAH?! Hanya karena itu?!!" Shia terbelalak. Itu hal yang super sepele. Dulu, ada yang lebih sepele lagi. Rima pernah tidak sengaja mematahkan penggaris Putri. Padahal sudah diganti -bahkan- dengan merek dan bahan yang lebih bagus. Tetapi, Putri tetap saja marah. Shia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi lagi.
       "Memang kenapa kalau aku marah? Salah? Lagipula, untuk apa, sih RIma menolong Dika segala? Aku tahu, Rima itu juga suka Dika. Makanya, ia selalu mencari kesempatan. Sudah begitu, si Dika malah meladeni Rima lagi? Siapa yang tidak akan marah dan cemburu?" cerita Putri ketika Shia bertanya.
       Putri juga menceritakan kejelekan RIma dimatanya. Seperti, si perusak barang, perebut pacar atau incaran orang, pelupa, sok kecantikan, sok pintar, dan yang lainnya.
       "Hei!! Apa maksudmu menjelek-jelekan aku, hah? Perebut pacar orang? Incaran orang? Sok cantik? Bukankah, kamu yang bersikap seperti itu? Siapa, sih cowok yang kamu maksud sampai bilang aku perebut cowok orang? Dika? Memang, kamu berpacaran dengannya? Kuberi tahu, ya kamu juga mengenal Dika karena aku, kan? Aku dan Dika sudah berteman sejak kecil tahu!!" pekik Rima kesal dihadapan Putri langsung. Ia tidak terima dikatai seperti itu. Sudah begitu, mengatainya melewati Shia. "Aaaaahhh!!! Terserah lah!!!!" jerit Rima meninggalkan Putri dan Shia. Shia sudah menceritakan cerita Putri kemarin. Kali ini, keaadan semakin rumit. Rima juga marah pada Putri karena hal itu. Karena bingung untuk memihak siapa, Shia mengejar RIma dahulu untuk menenangkan hati Rima. Apakah persahabatan mereka akan berakhir seperti ini?
       Shia tahu Rima sedang kesal. Jadi, ia membiarkan Rima memukuli tangannya ke tembok sekolah samapai Rima tenang.
       "Aku tak sangka Putri akan bersikap begitu. Shii, aku ini masih dibilang kurang sabar pada Putri? Tujuh kali, Shii dia melukai persahabatan aku dan dia. Dan ketujuh-tujuhnya itu, masalah yang terjadi selalu soal COWOK! Dengan Doni, tiga kali. Padahal, kau juga tahu aku dan Doni ini saudara sepupu. Dan empat kali soal Dika. Padahal, aku dan Dika sudah berteman mungkin... sejak masih bayi. Dan dia bilang aku ini perebut pacar orang? Apa Putri itu enggak pernah belajar dari pengalaman?! Buat orang emosi saja!!" pekik Rima mengeluarkan semua beban di hatinya.
       Shia semakin bingung. Sebab, mereka berdua amat disayangina. Shia tahu, mengapa sikap Putri egois. Salah satunya adalah faktor keluarga. Setiap hari, Putri selalu mendengar omelan orangtuanya padahal ia tidak berbuat suatu kesalahan. Lalu, di sekolah, sepertinya ada satu guru yang tidak menyukai Putri. Jika Shia memilih Putri, itu menjadi hal yang tidak adil bagi Rima yang selalu mengalah dan bersabar selama ini.
       Shia menceritakan masalahnya pada Kemal. Kemal berpendapat, agar Shia mempetermukan mereka berdua dan menceritakan kenangan-kenangan yang mereka lalui bertiga selama ini. Lalu, menceritakan kebaikan-kebaikan Putri di depan Rima begitupula sebaliknya. Shia tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada Kemal. Semoga saja cara itu berhasil.
       Besoknya, Shia mengajak Rima dan Putri jalan bersama -yang akhirnya berhasil walaupun dengan susah payah karena mareka tidak ingin saling bertemu-. Shia mengajak jalan-jalan di sekitar sekolah.
       Setiap melewati suatu tempat, Shia langsung bercerita tentang kenangan-kenangan mereka. Seperti makan bersama, saling tukar bekal, saling menolong satu sama lain. Shia menceritakan kebaikan Putri seperti  menghibur Rima saat menangis. Kebaikan Rima seperti meminjamkan handphone-nya sementara saat handphone Putri disita.
       Putri dan Rima tertegun. Ternyata, Shia seperhatian ini kepada mereka agar mereka berbaikan. Tak lama setelah keliling sekolah, Putri dan Rima saling tersenyum tanda berbaikan.


Nyaaaa~ selesai juga..
MAaf, ya kalau ada yang namanya sama. BUkan nyindir kok. Ini hanya cerita belaka. Dan untuk terkekaitannya dengan FB (facebook) maaf juga, ya. Ini kan cuma cerita..
Minta saran, komen dan like..